Menteri Amran, Passion Kerja Seorang Pencinta Petani

By Admin


nusakini.com - Rombongan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman pada bulan Maret 2017 lalu melakukan safari kunjungan kerja (kunker) panen raya ke dua provinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat. Tujuannya cuma satu memastikan gabah hasil panen petani diserap oleh Bulog dengan harga pembelian pemerintah (HPP) yang telah ditetapkan serta hadir langsung dalam perayaan panen petani di Pulau Jawa.

Mentan Amran dan rombongan, saat itu, menempuh jalur darat dari Cilacap sejauh 85 kilometer menuju Desa Wanareja. Setelah itu, iring-iringan rombongan Mentan Amran kembali melanjutkan perjalanan ke Desa Sindang Angin yang diperkirakan berjarak 29 kilometer dari titik sebelumnya.

Perjalanan panjang ratusan kilometer dalam safari panen raya serta Serap Gabah Petani (SERGAP) ini menjadi sebuah fenomena menarik tentang bagaimana passion seorang menteri dalam keberpihakannya pada petani dan kerja keras yang demikian membumbung untuk meningkatkan martabat dan kesejahteraan petani Indonesia.

Begitu pula ketika Menteri Amran melakukan kunjungan kerja ke Sorong, Papua di bulan Juni 2017 lalu. Tak sedikit pun terpancar aroma lelah dari raut wajahnya., saat memberikan pengarahan kepada para petani, Pejabat Pemkab Sorong dan Pemprov Papua Barat.

Suaranya tetap lantang, narasinya terstruktur rapih, badannya tetap tegap. Sesekali menggerakkan kedua tangannya untuk mempertegas apa yang diutarakannya tentang visi Kementerian Pertanian yang merupakan implementasi dari poin ketujuh Nawacita Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Bahkan, ada kalanya apa yang diutarakan Menteri Amran mengundang gelak tawa ratusan hadirin. "Tuh, sapinya lihat kita, 'bangunkan aku'," ujarnya sembari menunjuk ke arah sapi yang sedang duduk di lahan kosong di sekitar lokasi pertemuan.

Pernyataan tersebut diutarakannya untuk memecut semangat petani dan pemerintah daerah (pemda), agar lebih bersemangat membangun Indonesia di sektor agraria dengan memaksimalkan potensi sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang ada.

Padahal, jeda Menteri Amran untuk beristirahat cukup singkat. Ketika tiba di Bandara Domine Eduard Osok Sorong, sekira pukul 08.00 WIT, beliau langsung menggelar rapat evaluasi dan penajaman program bersama Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan dan beberapa pejabat terkait serta didampingi Kasdam Kodam XVIII/Kasuari Brigjend Purnawan Widi Andaru dan Wakapolda Papua Barat Kombes Petrus Waine, langsung menuju lokasi acara.

Apalagi, agenda sehari sebelumnya di Jakarta, juga terbilang padat, meski seluruhnya digelar di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), bilangan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Sejak pagi sebelum berangkat ke Sorong Papua, Menteri Amran menerima tamu di ruang kerjanya. Kemudian, dilanjutkan dengan rapat internal membahas penajaman program. Lalu, peraih gelar Doktor Ilmu Pertanian Universitas Hasanuddin (Unhas) ini menggelar buka bersama media sekaligus santunan anak yatim.

Sesaat kemudian, langsung menuju bandara untuk bertolak ke Sorong. Namun, transit dahulu di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan. Praktis, tiada istirahat dalam waktu yang cukup panjang.

Terlebih setelah memberikan pengarahan di Sorong, Menteri Arman langsung bertolak ke Pelabuhan Waisai Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat.

Selama perjalanan laut, pembantu Presiden Jokowi kelahiran Bone, Sulsel, itu, malah menghabiskan waktunya untuk  berdiskusi menyangkut permasalahan-permasalahan pertanian yang ada di Papua Barat.

Kisah tentang bagaimana passion kerja Menteri Amran yang begitu kuat telah banyak diketahui publik dan diapresiasi berbagai kalangan, mulai dari legislator, akademisi pertanian, pengamat komunikasi dan lain-lain. Bahkan tak tanggung-tanggung, Presiden Joko Wododo (Jokowi) dengan gamblang memuji pencapaian kinerja menterinya ini.

Pernah, seorang pengamat komunikasi mengatakan bahwa Menteri Amran adalah salah satu menteri dalam Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi-JK yang sangat mumpuni di bidangnya. Bahkan seorang Bupati di ujung timur Indonesia (Merauke) mengatakan, karena Menteri Amran-lah kehormatan profesi petani kembali diperhitungkan. Bukan hanya itu, Menteri Pertanian negara jiran Malaysia dan lembaga pangan dunia (FAO) juga berdecak kagum.

Fenomena Menteri Amran memang pantas dan menarik untuk terus dibincangkan. Bagaimana tidak, baru dalam priode kepemimpinannya di Kementerian Pertanian ini, magnet pemberitaan tersedot demikian besarnya ke ranah pertanian.

Sebelummnya, pemberitaan tentang pertanian bisa dikatakan hanya menjadi pelengkap di pojok-pojok halaman koran atau sekedar judul sambil lalu di media online. Kalaupun ada yang menjadi headline, itu justru karena perberitaannya bernada negative.

Menurut seorang jurnalis senior, dahulu berita pertanian sama sekali tak dilirik oleh media karena tak “seksi”, namun sejak Kementerian Pertanian dinahkodai Menteri Amran, media menjadi demikian bergairah untuk ikut meliputnya.

Passion, barangkali inilah yang paling kuat dalam kepemimpinan Menteri Amran. Passion, kecintaan pada petani dan keinginan yang kuat untuk mengangkat martabat petani menjadi magnet yang mampu menggerakkan partisipasi siapapun untuk ikut terlibat. Passion seorang pekerja keras yang memiliki kecintaan pada apa yang diperjuangkannya:segalanya untuk petani. (b/mr)